WOS Research id

Minggu, 10 Juni 2012

Rawan Bencana Alam Geologi Daerah Sulawesi Tenggara

Terminologi rawan bencana alam geologi terdiri dari kata pokok dua kata yaitu Bencana Alam (Natural disaster) dan Geologi (geology). Bencana Alam (natural disaster) adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia(wikipedia). bencana alam (natural disaster) dapat terjadi akibat 2 faktor yaitu endogen dan eksogen dari dari bumi (earth). 
Geologi (geology) yang berasal dari kata geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu merupakan suatu kegiatan keilmuan yang mempelajari aktifitas bumi (Zulfikarbasyuni). Berarti rawan bencana alam geologi merupakan bencana alam (natural disaster) yang diakibatkan oleh aktifitas alam itu sendiri akibat dari karakter khas bumi tempat terjadinya bencana yang memberikan dampak besar bagi populasi manusia. Jadi bukan bencana alam yang diakibatkan oleh manusia seperti banjir, kebakaran hutan, gedung runtuh akibat kesalahan konstruksi, dan kapal tenggelam atau pesawat jatuh.

Bencana Alam Geologi (Earth Natural Disaster)  
Bencana alam geologi bisa terjadi akibat dari aktifitas bumi yang disebabkan oleh 2 faktor yang saling terkait yaitu : faktor endogen bumi dan faktor eksogen bumi. Faktor endogen bumi terjadi akibat aktifitas bumi itu sendiri seperti gempa tektonik akibat dari pergerakan lempeng (tektonik lempeng), dan letusan gunung api (volkanik) akibat aktifitas magma. Sedangkan faktor eksogen bumi terjadi akibat gaya alam dari luar bumi seperti perubahan iklim, dan tingginya intensitas hujan.
Jenis Rawan Bencana Alam Geologi berdasarkan Peraturan Pemerintah no.27 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) antara lain adalah :


  1. Rawan letusan gunung berapi;
  2. Rawan gempa bumi;
  3. Rawan gerakan tanah;
  4. Rawan zona patahan aktif;
  5. Rawan tsunami;
  6. Rawan abrasi; dan
  7. Rawan bahaya gas beracun
Geologi Daerah Sulawesi Tenggara
Geologi daerah sulawesi tenggara (sultra) tidak lepas dari tatanan geologi pulau sulawesi. Startigrafi atau yang biasa dikenal dengan susunan litologi (batuan) dari pulau sulawesi di pengaruhi akibat pertemuan dari 3 lempeng besar yaitu lempeng eurasia, hindia-australia dan lempeng samudra pasifik (Sompotan). 
Akibat tumbukan 3 lempeng tektonik tersebut maka litologi daerah sulawesi tersusun kedalam 4 lajur geologi utama yaitu :Akibat tumbukan 3 lempeng tektonik tersebut maka litologi daerah sulawesi tersusun kedalam 4 lajur geologi utama yaitu :

  1. Lajur Vulkanikk Sulawesi barat
  2. Lajur Malihan Sulawesi Tengah
  3. Lajur Ofiolit Sulawesi Timur
  4. Keping Benua
Untuk daerah sulawesi tenggara karena termasuk kawasan pertemuan 2 lempeng tektonik, yaitu lempeng benua australia dan lempeng samudra pasifik, maka litologi penyusun geologi sulawesi tenggara, yakni :

  1. Keping benua
  2. Kompleks Ofiolit
  3. Molasa Sulawesi.
Dimana litologi tersebut pada umur geologi kenozoikum akhir dikoyak oleh sesar mendatar (strike slip fault) (Surono, PSG).
Sesar yang merupakan bagian dari struktur geologi terjadi akibat pergerakkan lempeng tektonik. Sesar yang terjadi di daerah sulawesi tenggara yang aktif hingga sekarang adalah sesar Lawanopo, sesar Kolaka, Sesar Matarombeo dan sistem sesar Konaweha. 
Tumbukan lempeng tektonik juga menghasilkan morfologi daerah sulawesi tenggara berupa pegunungan, perbukitan dan pedataran.


Daerah Rawan Bencana Geologi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan kondisi geologi daerah sulawesi tenggara yang unik akibat tumbukan lempeng tektonik tersebut, maka akan menghasilkan ragam litologi dan pola struktur geologi yang menghasilkan berbagai potensi geologi.
Potensi geologi bisa bernilai positif seperti munculnya mineral yang khas dan bernilai ekonomis tinggi seperti nikel, emas, aspal, batugamping (limestone) dan minyak bumi dan gas (migas). Serta potensi geologi yang bernilai negatif seperti gempa bumi, tanah longsor, abrasi, land subsidence serta tsunami. 
Wilayah sulawesi tenggara yang terletak pada lengan bagian tenggara pulau sulawesi, memiliki daerah rawan bencana geologi akibat dari kondisi geologinya yang khas. Dengan teknologi penginderaan jauh, daerah rawan bencana alam geologi di sulawesi tenggara tersebut dapat dengan mudah dilihat.
Kejadian-kejadian yang di akibatkan bencana alam geologi di daerah sulawesi tenggara sendiri dapat dilihat dari data yang di miliki oleh dinas energi dan sumberdaya mineral (ESDM) provinsi sulawesi tenggara sebagai berikut :

Peta Rawan Gerakan Tanah Sulawesi Tenggara
  1. Bencana Alam Geologi akibat dari  gerakan tanah di desa Ranteanging Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara mengakibatkan kerugian 6 rumah hilang disapu oleh material rombakan
  2. Bencana Alam Geologi akibat gempa bumi dengan magnitude 6.2 yang terjadi di Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara mengakibatkan kerugian sebanyak 111 rumah rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sementara 249 rumah rusak ringan berupa retak-retak.
  3. Bencana Alam Tsunami di kepulauan Pulau Babi Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara

Dinas ESDM telah melakukan pemetaan daerah bencana alam geologi akibat oleh gerakan tanah di Sulawesi Tenggara dengan hasil sebagai berikut :

  1. Daerah rawan bencana alam geologi gerakan tanah dengan potensi kejadian tinggi dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, konawe bagian utara,konawe dan Buton 
  2. Daerah rawan bencana alam geologi dengan potensi kejadian sedang dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, konawe, konawe utara, konawe selatan, kota kendari, Buton dan bombana
  3. Daerah rawan bencana alam geologi dengan potensi kejadian rendah dapat terjadi di seluruh kabupaten di sulawesi tenggara

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta. Jika ingin mendapatkan informasi terkait dengan peta serta detail wilayah rawan bencana alam geologi untuk gerakan tanah di wilayah Sulawesi Tenggara dapat langsung menghubungi kantor Dinas ESDM Sulawesi Tenggara jl. Malik raya no. 3 kendari tlp. (0401) 3127147 atau email ke geologisultra@yahoo.co.id.


Peran Geologi
Peran ahli geologi baik itu yang berada di pemerintah baik pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara serta lingkungan Akademisi seperti Universitas Haluoleo, Universitas 19 November Kolaka, dan SMK Geologi Tambang Sulawesi Tenggara serta Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sulawesi Tenggara sangatlah penting dan berarti.
Baik berupa penelitian maupun saran dan rekomendasi.
Disamping itu haruslah para ahli geologi membentuk sebuah data base bersama tentang bencana alam geologi sulawesi tenggara sehingga dari data tersebut dapat dilakukan dilakukan penataan dan penyebarluasan informasi daerah rawan bencana alam geologi yang berada di provinsi sulawesi tenggara. 
Mari bersama membangun geologi sulawesi tenggara yang dapat mempercepat pembangunan sulawesi tenggara...kan ada pepatah ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul. 
  
Enhanced by Zemanta