Minggu, 05 Agustus 2012

STRATIGRAFI DAERAH SULAWESI TENGGARA

Posisi sulawesi tenggara sendiri terbentuk akibat tumbukan (collition) dua buah lempeng besar, yaitu : lempeng benua yang berasal dari Australia dan lempeng samudra yang berasal dari Pasifik. Akibat tumbukan tersebut maka daerah Sulawesi tenggara berdasarkan tektonostratigrafi (mengenai ilmu stratigrafi silahkan di download disini) maka wilayah sulawesi tenggara terdiri dari 3 group utama batuan penyusunnya, yaitu :



Lihat Peta Lebih Besar


Sulawesi tenggara merupakan bagian dari pulau Sulawesi. Pulau Sulawesi sendiri berbentuk mirip huruf K, sehingga jika diibaratkan sebuah gari dengan dua buah lengan maka  letak Sulawesi tenggara berada pada lengan tenggara dari Pulau Sulawesi.


1. Continental terrane
2. Ocenic terrane
3. Sulawesi Molasse

Peta Geologi Sulawesi Tenggara (klik download file)
1. Continental terrane

Menurut Surono (1994) kepingan benua di lengan tenggara Sulawesi dinamai Mintakat Benua Sulawesi Tenggara (Southeast Sulawesi Continental Terrane) dan Mintakat Matarombeo. Ini didasari oleh keberadaan kedua kepingan ini yang cukup besar di daerah Sulawesi Tenggara. Penamaan lain untuk mintakat ini adalah Keping Benua Lajur Tinondo (Rusmana & Sukarna, 1985) dan Benua Renik Sulawesi Tenggara ( Davidson, 1991).

Mintakat benua Sulawesi Tenggara tersusun oleh Batuan tertua berupa kompleks batuan malihan (matamorfik complex) berumur paleozoikum. Kompleks batuan malihan di Sulawesi Tenggara terdiri dari sekis, kuarsit, sabak dan marmer (simanjuntak, 1993) yang melampar dari kolaka utara hingga ke selatan membentuk pegunungan Tangkelemboke, Mendoke dan Pegunungan Rumbia. Selanjutnya diterobos oleh aplit dan diabas (Surono, 1986) yang batuannya dapat dilihat di Sungai Ranteanging.

Kemudian pada akhir Trias pada mintakat benua di Sulawesi Tenggara diendapkan formasi Meluhu (Rusmana & Sukarna, 1985) yang terdiri dari batupasir kuarsa, serpih merah, batulanau dan batulumpur pada bagian bawahnya, perselingan serpih hitam, batupasir dan batugamping dibagian atasnya. Selanjutnya ditindih takselaras (unconformity) diatasnya oleh formasi Tampakura yang berumur Eosen-Oligosen (surono, 1994) yang terdiri dari oolit, mudstone, wackestone, packstone dan sisipan batupasir, serpih, lanau dan napal dibagian bawahnya. Kedua formasi tersebut merupakan batuan sedimen klastik dan batuan sedimen karbonatan. Sehingga menunjukkan pada saat mesozoikum di daerah Sulawesi Tenggara terdapat peristiwa perubahan lingkungan pendendapan dari darat menjadi laut atau terjadi peristiwa transgresi.


2. Oceanic terrane

Oceanic terrane di Sulawesi Tenggara terdiri dari kompleks ofiolit dan sedimen pelagic. Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari lajur ofiolit Sulawesi Timur dimana diatasnya di tutupi oleh sedimen pelagic (apa itu sedimen pelagic silahkan kesini). Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara didominasi oleh batuan ultramafik dan mafik yang terdiri dari harzburgit, dunit, werlit, lerzolit, websterit, serpentinit, dan piroksinit ( kundig, 1956, simanjuntak dkk, 1993, rusmana dkk, 1993 dalam Surono, 2010). Sedangkan untuk batuan mafik terdiri atas gabro, basalt, dolerite, mikrogabro, dan amfibolit. Untuk batuan sedimen pelagic tersusun oleh batugamping laut dalam dan sisipan rijang merah (rijang radiolarian) (Hamilton, 1979, silver 1983, Simanjuntak 1986 dalam Surono, 2010).

3. Molasa Sulawesi

Molasa Sulawesi di Sulawesi Tenggara tersebar luas dan umumnya menempati bagian selatan dari jasirah Sulawesi bagian tenggara. Molasa Sulawesi yang berada di Sulawesi Tenggara terdiri atas sedimen klastik dan sedimen karbonatan. Sedimen klastik dari molasa Sulawesi terdiri atas Formasi Langkowala dan Formasi Boepinang. Sedangkan sedimen karbonat yang berasosiasi dengan batupasir adalah formasi eomoiko.

Pembahasan lebih lanjut tentang ketiga group batuan penyusun lengan tenggara Sulawesi dan tentang stratigrafi daerah Sulawesi Tenggara dapat di lihat dalam buku Publikasi Khusus Geologi Lengan Tenggara Sulawesi karangan bapak Prof. Dr. Surono terbitan Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

Semoga tulisan ini dapat membantu para pelajar geologi di Sulawesi Tenggara memahami secara umum kondisi geologi daerahnya sehingga bermanfaat dan menambah sedikit pengetahuan tentang bumi Sulawesi Tenggara.


Daftar Pustaka

1.   Decourt & Paquet, 1985. Geology : Principle & Methods. Graham & Trotman.
2.   Nichols, 2009. Sedimentology and Stratigraphy Second Edition. Wiley-Blackwell.

Selasa, 10 Juli 2012

NIKEL POTENSI GEOLOGI SULAWESI TENGGARA

Mineral Garnerit pada batuan ultramafik
 Nikel di Sulawesi Tenggara telah di kenal sejak jaman belanda. Data menunjukkan nikel Sulawesi Tenggara telah di eksploitasi sejak tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo Maatschappij.


Sejak saat itu hingga akhir perang dunia ke II, Nikel Sulawesi Tenggara telah dikelola oleh perusahaan negara bernama PT. ANTAM  hingga sekarang ini. Nikel Sulawesi Tenggara pasca tahun 2007 mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Seiring dengan naiknya demand akan nikel terutama nikel Sulawesi Tenggara.

Data Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Sulawesi Tenggara menunjukkan tahun sebelum 2007 dari wilayah pertambangan yang tadinya hanya 2 perusahaan raksasa tambang nikel di Sulawesi Tenggara yaitu PT.ANTAM Pomalaa Sulawesi Tenggara dan PT. INCO (sekarang Vale Indonesia) tambang Sulawesi Tenggara berkembang pesat menjadi hampir mendekati 300 ijin usaha pertambangan nikel baru di Sulawesi Tenggara.

Kondisi Geologi Nikel Sulawesi Tenggara

Peta sebaran Nikel Sulawesi Tenggara
(klik disini untuk zooming)
Timbul pertanyaan mengapa nikel di Sulawesi Tenggara begitu banyak deposit nikelnya ?. berdasarkan kondisi geologi Sulawesi Tenggara, tersusun tatanan stratigrafi Sulawesi Tenggara terdiri dari keping benua, kompleks ofiolit dan molasa Sulawesi.

Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara adalah kompleks batuan ultra mafik, yang terdiri dari peridotit, dunit, harzburgit dan werhlit. Batuan induk bijih nikel sulawesi Tenggara  adalah batuan kompleks ofiolit Sulawesi Tengara ini. Menurut Vinogradov batuan ultra mafik rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Unsur nikel inilah apabila terendapkan atau lebih dikenal dengan pengayaan unsur nikel maka kadarnya bisa menjadi tinggi hingga diatas 2 % nikelnya.

Prosesnya pembentukan nikel Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Batuan ultra mafik dari kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara, akibat perubahan iklim dan aktifitas air tanah yang kaya akan CO2 maka menghasilkan pelapukan kimia. CO2 yang berasal dari udara dan tumbuhan yang membusuk menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil seperti olivin dan piroksen yang terdapat pada batuan ultra mafik kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara.

Pelapukan kimia pada batuan ultra mafik kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara    menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut (leached), Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Nikel terlarut (leached) akan terendapkan bersama mineral silica hydrous atau mensubtitusi unsur mg.
kondisi  topografi dan morfologi daerah Sulawesi Tenggara juga memegang peranan penting dalam pengayaan nikel Sulawesi Tenggara, karena kaitan topografi dan morfologi dengan posisi muka air tanah, struktur dan drainage. Zona pengayaan (enrichment) nikel Sulawesi Tenggara umumnya berada pada topografi atas upper hill slope, plateau, atau terrace. Kondisi air tanah Sulawesi Tenggara yang dangkal dengan banyaknya shear atau joint penyebab makin mempercepat proses pelarutan kimia (leaching process) yang pada akhirnya membentuk endapan nikel laterit Sulawesi Tenggara yang cukup tebal.
Cadangan Nikel di Sulawesi Tenggara
Nikel Sulawesi Tenggara memiliki cadangan yang cukup besar. Jumlah cadangan nikel Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar ton dengan luas sebaran nikelnya  480 ribu Ha. Adapun status kawasan nikel di Sulawesi Tenggara terkait dengan fungsi kawasan hutan Sulawesi Tenggara dapat terbagi kedalam: nikel Sulawesi Tenggara yang berada pada kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Nikel Sulawesi Tenggara yang masuk kedalam katagori nikel yang berada pada kawasan lindung di Sulawesi Tenggara seluas 202 ribu Ha dan nikel pada kawasan budidaya seluas 278 ribu Ha. Sedangkan penelitian dari Pusat Sumberdaya Geologi (PSDG) tentang kadar (grade)  nikel Sulawesi Tenggara dengan wilayah uji petik di 2 kabupaten yaitu Konawe dan Kolaka berkisar untuk geokimia soilnya antara 21.710 ppm = 2.17% Ni hingga minimum 665 ppm = 0.067% Ni, sedangkan untuk arah vertikalnya kedalaman di temukannya mineral garnerite yang kaya akan Ni berkisar 4.2 m hingga 7 m dengan kadar 1.4% hingga 5.5%.

Prospek Nikel Di Masa Depan

Sektor pengguna nikel
Karena sifat nikel yang khas seperti titik lelehnya 1.453 derajat celcius, dapat dibentuk berbagai tingkat baja campuran, tahan korosi, dapat dibentuk menjadi baja non magnetik, dapat diendapkan dengan electroplating, dan menunjukkan sifat katalis maka nikel dapat berkontribusi terhadap :

  1. Penyediaan Udara Bersih
  2. Penyediaan air bersih
  3. Penyediaan makanan yang higenis
  4. Penyediaan efisiensi energi
  5. Sebuah sumberdaya yang dapat didaur ulang (sumber nickel institute) www.nickelinstitute.org

Berdasarkan hasil analisis Steel Alloys Research Roskill Information Services Ltd, menyimpulkan bahwa kebutuhan nikel kedepannya tetap baik dengan alasan-alasan sebagai berikut :

  1. Stainless steel production likely to keep increasing in the coming years
  2. No reason for Chinese demand for stainless steel and nickel to slowdown in the next 3-5 years
  3. Batteries could provide a new and growing end-use for nickel
  4. New laterite capacity could be costly to bring online
  5. A large quantity of new nickel supply has been announced, will it all enter the market?

Melihat perkembangan dunia tenologi sekarang ini seperti teknologi telepon genggam dan pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif menggantian mahalnya bahan bakar fosil maka kesimpulan ke 3 dari penelitian Roskill tentang pemanfaatan nikel dalam komponen pendukung catu daya (baterai) benar adanya. Sehingga diharapkan kedepan industri Nikel Sulawesi Tenggara dapat menjadi prime mover mencapai masyarakat Sulawesi Tenggara yang makmur dan sejahtera...Amin



Enhanced by Zemanta

Senin, 02 Juli 2012

encourage Kebumian Sulawesi Tenggara

Saya menulis tentang encourage Kebumian Sulawesi Tenggara terdorong oleh perasaan haru terhadap "senior-senior" saya di bidang kebumian yang berasal dari Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (PSG), Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sulawesi Tenggara serta fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Haluoleo (UNHALU) terutama jurusan fisika prodi geologi dan geofisika.

Apa itu encourage? kok kesannya kebarat-baratan, kayak mau menyayingi bapak-bapak pejabat negara ini yang konotasinya kalo menggunakan istilah asing berarti masalah negara ini sudah di kaji dengan seksama. Bukan pula menggunakan kata encorage sekedar gagahan seperti para intelektual yang mendapatkan mainan baru.
Tapi memakai kata encourage adalah kesesuaian yang pas di hati. Baiknya kita lihat dulu arti kata encourage. Berdasarkan kamus inggris-indonesia, arti encourage adalah membesarkan hati (kata kerja), dan yang membesarkan harapan (kata sifat). Sehingga kata encourage jika di satukan dengan kalimat kebumian Sulawesi Tenggara memiliki makna membesarkan harapan untuk tumbuh dan berkembangnya ilmu kebumian di Sulawesi tenggara.

Mengapa ilmu kebumian Sulawesi Tenggara perlu di encourage oleh senior-senior kebumian indonesia ?. Wah pertanyaan ini menjadi sangat sukar, rumit, dan kompleks jawabannya. Tetapi saya coba sarikan dalam pemahaman pikiran dan hati saya serta kemampuan kosa kata indonesia yang saya miliki, maka jawaban sederhananya adalah : Karena saya hidup di bumi khususnya bumi Sulawesi Tenggara maka saya, saudara dan teman yang hidup di bumi Sulawesi tenggara seharusnya memahami bumi Sulawesi Tenggara dengan baik secara ilmu maupun dengan tutur tular (bimbingan) dari yang memahami ilmu kebumian tersebut.

Encourage pertama adalah datang dari teman-teman di Dinas ESDM Sulawesi Tenggara, dimana mereka bersedia membantu untuk memfasilitasi kedua langkah inisiasi oleh UNHALU, maka terharu saya melihat saudara dan teman-teman Sulawesi Tenggara berdiskusi dan berkerja dengan ikhlas semata-mata untuk meng-encourage Kebumian Sulawesi Tenggara  Namun hasilnya mereka berpikir masih perlu encourage dari teman-teman yang sudah cukup lama berperan di bidang kebumian ini.


Nah, dengan pemahaman di atas maka saudara dan teman saya yang berada di kampus Uiversitas Haluoleo di Sulawesi Tenggara berinisiasi untuk mencoba membangun 2 langkah untuk kita mengenali bumi Sulawesi Tenggara dengan baik serta berkelanjutan. Langkah pertama mereka berinisasi membangun sebuah fakultas kebumian dengan sekarang mengambil langkah dengan membuat 2 buah program studi (prodi) yaitu teknologi geofisika dan geologi, disusul dengan 2 buah konsentrasi studi yang salah satunya adalah geografi, dengan tujuan agar dapat memahami bumi Sulawesi Tenggara secara keilmuan. Langkah kedua adalah membentuk pengurus daerah (pengda) ikatan ahli geologi indonesia (IAGI) wilayah Sulawesi Tenggara, agar supaya mempercepat tutur tular diantara para pemaham masalah kebumian Sulawesi Tenggara.


Forum Discussion Group Tentang
Kebumian Sulawesi Tenggara
Memang kata pepatah dulu benar adanya, " dimana kebaikan berada maka Allah SWT akan menunjukkan jalannya ", gayung bersambut manakalah PSG mengadakan Sosialisasi Kebumian "Penyuluhan Guru" di Sulawesi Tenggara yang ketua rombongannya bernama bapak Ipranta (PSG) maka sebelum agenda sosialisai tersebut jalan, maka kontak-kontakan informal telah terbangun antara pak ipranta (kebetulan beliaupun pengurus pusat IAGI) dengan bapak pembantu dekan I MIPA yang saat itu di jabat oleh bapak Dr. La Ode Ngkoimani (putra asli bumi Sulawesi Tenggara dari pulau Muna) bersama penulis. Muncul ide untuk membuat suatu pertemuan formal dan informal untuk encourage kebumian Sulawesi Tenggara dengan agenda : Kuliah umum tentang kebumian di UNHALU, forum diskusi kelompok (FDG) tentang kurikulum fakultas kebumian, serta forum silahturahmi antara IAGI Pusat dengan "calon jabang" pengda IAGI Sulawesi Tenggara, disela-sela acara sosialisasi kebumian "Penyuluhan Guru".
Sekali lagi puji kepada Allah SWT. tidak  disangka-sangka oleh saya dan bapak Ngkoimani (kami) yang dari kebumian Sulawesi Tenggara bahwa ternyata yang datang untuk meluangkan waktunya meng-encourage Kebumian Sulawesi Tenggara adalah para pakar kebumian yang luar biasa bukan hanya ilmunya namun pribadi serta kami tahu adalah seabrek kesibukannya, mau membantu meng-encourage kebumian Sulawesi Tenggara. Yang datang adalah :

  1. Bapak Prof. Dr. Surono, beliau ahli geologi lengan tenggara Sulawesi dan ahli sedimentologi merupakan peneliti senior di PSG Badan Geologi.(bahan kuliah umum pak surono dapat di download di sini)
  2. Bapak Ir. Ipranta Msc, beliau ketua rombongan, kepala bidang informasi di PSG serta pakar di bidang GIS serta ketua bidang Mitigasi Bencana dan Pelestarian Lingkungan PP IAGI.
  3. Bapak Dr. Haryadi Permana, beliau menjabat Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi (LIPI) merupakan salah satu eselon II di LIPI dan ahli geophysic.
  4. Bapak Ir. Muhammad Syaiful, beliau expert di bidang Minyak dan Gas Bumi, dan CEO konsultan eksplorasi MIGAS, serta ketua bidang humas, pendidikan, dan pertemuan ilmiah tahunan PP IAGI.  


Alhamdulillah, semua kegiatan berjalan baik, dengan agenda-agenda terpenuhi serta telah terbangun bersama pemahaman tentang pentingnya kebumian di Sulawesi Tenggara serta semoga dapat menjadi bekal ke depan bagi UNHALU untuk berpikir dan bekerja didalam mewujudkan fakultas kebumiannya. Betapa pertemuan yang singkat dengan persipan seadanya namun sangat dinamis dan akrab tanpa melupakan antusiasme membuat kami dari kebumian Sulawesi Tenggara baik itu  UNHALU maupun Dinas ESDM Sulawesi Tenggara merasakan haru birunya akan kepedulian yang tinggi dari bapak-bapak ini di dalam geliat daerah membangun kebumian Sulawesi Tenggara. 

Tidak banyak kata terucap ang dapat menggantikan perasaan terima kasih kami kepada senior-senior kami tersebut...terima kasih pak Ipranta, terima kasih pak Surono, terima kasih pak Haryadi,terima kasih pak Muhammad Syaiful.....dan terima kasih kepada bapak Ngkoimani dan teman-teman baik dari UNHALU maupun Dinas ESDM Sulawesi Tenggara semoga kerjasama dan cita-cita luhur bersama dapat di ridoi Allah SWT....mari..mari membangun kebumian Sulawesi Tenggara sekarang untuk masa depan ilmu kebumian yang lebih baik...Salam..



Minggu, 01 Juli 2012

MUNA LIMESTONE FOR AGRICULTURAL LIME

Introduction

Peta Geologi Kabupaten Muna (klik perbesar)
Muna is that one of 5 big island on southeast sulawesi, from the early of figuration of Southeast Sulawesi administrative, Muna already known as one oldest kingdoms lay at southeast Sulawesi arm. Muna People known as Muna ethnic is agro culture livelihood. Their famous agro commodity is jambu mette (cashew) and Jati Muna (hardwood teak).

Muna island have uniq geology condition. Muna island almost covered by quarter limestone. with topography karts make Muna Island are famous with their exotic landscape, one of famous karst topography is Liangkabori cave. This cave not only shown some karst figure but also has fossil and prehistory human painting.

Muna island with 268.140 people live there and population density about 40 – 150 soul/km2 (BPS Sultra sensus 2010). Muna GRP almost Rp.840.242.000.000 make income percapita nearly Rp. 3,133,594 per years equal USD 348 per years (if USD 1 = Rp. 9.000). Muna economic growth is up 7% per years with unemployment decreasing under 1000 soul/years but BPS 2012 record says Muna people live under poor line is around 59.900 peoples.

Bappenas RI analysis economic growth and poor decreasing of Muna Region shown that Muna region is low growth economy but pro-poor. So the Muna government main challenge is to keep the affectivities and efficiency pro-poor program also in same time to push economic growth with some acceleration program at priority sector such as agro industry, fishery industry, services and trading.

To us as geologist on Southeast Sulawesi is question that what contribution can we make to answer this Muna problems. With our geology knowledge about characterize of earth and with a little understanding of geology economic of mineral. 

So let us as geologist expert give Muna government some positive advise to develop their economic with their geology potential to acceleration agro industry sector. We as geologist understanding that Muna geology is covered by quarter limestone. so let we give some few clearly about Muna limestone, limestone economic value and how to limestone production.

Limestone Utilize

Limestone is carbonate rock containing calcite CaCO3 dominant. Limestone with composite High Calcium become useful to plantation growth process. So Limestone with CaCO3 can be process to agricultural lime or aglime using some kind of processing with or without chemical part. Another beneficiary from limestone is this main raw material for cement industry.

Produksi Kapur Pertanian
But for low technology and low capital modal for develop economic value of Muna Region base from limestone potential. We recommended to Muna limestone use is targeting to agricultural lime. This program can be done by Muna people for their growth income percapita cause this mineral development is not use high tech and not need massive capital so poor people can be effort this industry so poor people can be decrease rapidly and another hand economic growth can be maintain.

Mining and Mineral Processing

Mining of Muna limestone for agricultural lime can be done with surface mining or quarry. Surface mining or quarry can be open pit or open cast method. Mining eguipment for Muna limestone quarry depend on how much capital their use. For poor people can be manage by koperasi and using some basic conventional tool such as mattock, shovel and cart for hauling raw material to mill plant. For Muna limestone mining equipment for small scale mining with sufficient capital can be using semi mechanizes or full mechanizes with dozer, excavator and truck.

After Muna limestone mining than material must be crashing using on milling processing into certainly size. Usually with output around size 8 to 60 mesh than by burning processing or hydro processing for next grade or final processing for Muna limestone to agricultural lime.
According to practice use in agriculture shown that agricultural lime particles between 8 mesh and 60 mesh (wikipedia) are somewhat effective and particles smaller than 60 mesh are 100 percent effective to penetrate acid soil.

Demand of agricultural lime

Demand of agricultural lime is high cause of their wide function purpose in agriculture even now is using in mining reclamation for acid soil. Agricultural lime is use in paddy farm, shrimp pond, water supply and farm.
Demand of agricultural lime will increase year after year cause primary by the application of modem chemical fertilizers is a major contributor to soil acid by the process in which the plant nutrients react in the soil (wikipedia).

People of Indonesia nearly 2 billion souls and 80% is living on village with 80% of them is farmer. Southeast Sulawesi people around 2 million and 90% is farmer. Muna people around 2 hundreds people and 92% is farmer. With dry land suitable for farms and 60% soil is need pH treatment (very acid to semi acid) than domestic demand for agricultural lime is very high.

Government Policy

In order to develop Muna limestone resources and anticipate the increase demand agricultural lime for agro industry purpose. Government of Southeast Sulawesi and Muna Regency has several top issue, which will promote the growth of investment, increasing production of Muna limestone and export of agricultural lime.
First issue for agricultural lime is to arrange some limestone area to become mining permit area for Muna local and small scale miner.
Second issue is to help sustain of agriculture lime industry than government of southeast Sulawesi dan muna must concern about suitable local regulation and simple bureaucracy for mining permit process.
Third issue is technical and financial adviser for local small scale miner to improve their technical for fertilizer product and environmental management.
Four issue is to open same private company from domestic or foreign capital but with limitazion and their must maintain local mining company and industry for Muna limestone so it will growth to gather.

We believe if this four main issue can be done than Muna limestone and agricultural lime industry can be primer industry for booster muna regency prosperously.

For more technical helping and consultation about Muna limestone and agricultural lime process including how to arranger mining permit process etc, Please contact us at Dinas ESDM Sulawesi Tenggara (Energy and Mineral Resources Service of Southeast Sulawesi) Jl. Malik Raya No. 3 Kendari-Indonesia. Tel. +62-401-3127147 or email : makkawaru@gmail.com.


Free Links Directory

Minggu, 10 Juni 2012

Rawan Bencana Alam Geologi Daerah Sulawesi Tenggara

Terminologi rawan bencana alam geologi terdiri dari kata pokok dua kata yaitu Bencana Alam (Natural disaster) dan Geologi (geology). Bencana Alam (natural disaster) adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia(wikipedia). bencana alam (natural disaster) dapat terjadi akibat 2 faktor yaitu endogen dan eksogen dari dari bumi (earth). 
Geologi (geology) yang berasal dari kata geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu merupakan suatu kegiatan keilmuan yang mempelajari aktifitas bumi (Zulfikarbasyuni). Berarti rawan bencana alam geologi merupakan bencana alam (natural disaster) yang diakibatkan oleh aktifitas alam itu sendiri akibat dari karakter khas bumi tempat terjadinya bencana yang memberikan dampak besar bagi populasi manusia. Jadi bukan bencana alam yang diakibatkan oleh manusia seperti banjir, kebakaran hutan, gedung runtuh akibat kesalahan konstruksi, dan kapal tenggelam atau pesawat jatuh.

Bencana Alam Geologi (Earth Natural Disaster)  
Bencana alam geologi bisa terjadi akibat dari aktifitas bumi yang disebabkan oleh 2 faktor yang saling terkait yaitu : faktor endogen bumi dan faktor eksogen bumi. Faktor endogen bumi terjadi akibat aktifitas bumi itu sendiri seperti gempa tektonik akibat dari pergerakan lempeng (tektonik lempeng), dan letusan gunung api (volkanik) akibat aktifitas magma. Sedangkan faktor eksogen bumi terjadi akibat gaya alam dari luar bumi seperti perubahan iklim, dan tingginya intensitas hujan.
Jenis Rawan Bencana Alam Geologi berdasarkan Peraturan Pemerintah no.27 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) antara lain adalah :


  1. Rawan letusan gunung berapi;
  2. Rawan gempa bumi;
  3. Rawan gerakan tanah;
  4. Rawan zona patahan aktif;
  5. Rawan tsunami;
  6. Rawan abrasi; dan
  7. Rawan bahaya gas beracun
Geologi Daerah Sulawesi Tenggara
Geologi daerah sulawesi tenggara (sultra) tidak lepas dari tatanan geologi pulau sulawesi. Startigrafi atau yang biasa dikenal dengan susunan litologi (batuan) dari pulau sulawesi di pengaruhi akibat pertemuan dari 3 lempeng besar yaitu lempeng eurasia, hindia-australia dan lempeng samudra pasifik (Sompotan). 
Akibat tumbukan 3 lempeng tektonik tersebut maka litologi daerah sulawesi tersusun kedalam 4 lajur geologi utama yaitu :Akibat tumbukan 3 lempeng tektonik tersebut maka litologi daerah sulawesi tersusun kedalam 4 lajur geologi utama yaitu :

  1. Lajur Vulkanikk Sulawesi barat
  2. Lajur Malihan Sulawesi Tengah
  3. Lajur Ofiolit Sulawesi Timur
  4. Keping Benua
Untuk daerah sulawesi tenggara karena termasuk kawasan pertemuan 2 lempeng tektonik, yaitu lempeng benua australia dan lempeng samudra pasifik, maka litologi penyusun geologi sulawesi tenggara, yakni :

  1. Keping benua
  2. Kompleks Ofiolit
  3. Molasa Sulawesi.
Dimana litologi tersebut pada umur geologi kenozoikum akhir dikoyak oleh sesar mendatar (strike slip fault) (Surono, PSG).
Sesar yang merupakan bagian dari struktur geologi terjadi akibat pergerakkan lempeng tektonik. Sesar yang terjadi di daerah sulawesi tenggara yang aktif hingga sekarang adalah sesar Lawanopo, sesar Kolaka, Sesar Matarombeo dan sistem sesar Konaweha. 
Tumbukan lempeng tektonik juga menghasilkan morfologi daerah sulawesi tenggara berupa pegunungan, perbukitan dan pedataran.


Daerah Rawan Bencana Geologi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan kondisi geologi daerah sulawesi tenggara yang unik akibat tumbukan lempeng tektonik tersebut, maka akan menghasilkan ragam litologi dan pola struktur geologi yang menghasilkan berbagai potensi geologi.
Potensi geologi bisa bernilai positif seperti munculnya mineral yang khas dan bernilai ekonomis tinggi seperti nikel, emas, aspal, batugamping (limestone) dan minyak bumi dan gas (migas). Serta potensi geologi yang bernilai negatif seperti gempa bumi, tanah longsor, abrasi, land subsidence serta tsunami. 
Wilayah sulawesi tenggara yang terletak pada lengan bagian tenggara pulau sulawesi, memiliki daerah rawan bencana geologi akibat dari kondisi geologinya yang khas. Dengan teknologi penginderaan jauh, daerah rawan bencana alam geologi di sulawesi tenggara tersebut dapat dengan mudah dilihat.
Kejadian-kejadian yang di akibatkan bencana alam geologi di daerah sulawesi tenggara sendiri dapat dilihat dari data yang di miliki oleh dinas energi dan sumberdaya mineral (ESDM) provinsi sulawesi tenggara sebagai berikut :

Peta Rawan Gerakan Tanah Sulawesi Tenggara
  1. Bencana Alam Geologi akibat dari  gerakan tanah di desa Ranteanging Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara mengakibatkan kerugian 6 rumah hilang disapu oleh material rombakan
  2. Bencana Alam Geologi akibat gempa bumi dengan magnitude 6.2 yang terjadi di Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara mengakibatkan kerugian sebanyak 111 rumah rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sementara 249 rumah rusak ringan berupa retak-retak.
  3. Bencana Alam Tsunami di kepulauan Pulau Babi Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara

Dinas ESDM telah melakukan pemetaan daerah bencana alam geologi akibat oleh gerakan tanah di Sulawesi Tenggara dengan hasil sebagai berikut :

  1. Daerah rawan bencana alam geologi gerakan tanah dengan potensi kejadian tinggi dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, konawe bagian utara,konawe dan Buton 
  2. Daerah rawan bencana alam geologi dengan potensi kejadian sedang dapat terjadi di kabupaten kolaka utara, kolaka, konawe, konawe utara, konawe selatan, kota kendari, Buton dan bombana
  3. Daerah rawan bencana alam geologi dengan potensi kejadian rendah dapat terjadi di seluruh kabupaten di sulawesi tenggara

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta. Jika ingin mendapatkan informasi terkait dengan peta serta detail wilayah rawan bencana alam geologi untuk gerakan tanah di wilayah Sulawesi Tenggara dapat langsung menghubungi kantor Dinas ESDM Sulawesi Tenggara jl. Malik raya no. 3 kendari tlp. (0401) 3127147 atau email ke geologisultra@yahoo.co.id.


Peran Geologi
Peran ahli geologi baik itu yang berada di pemerintah baik pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara serta lingkungan Akademisi seperti Universitas Haluoleo, Universitas 19 November Kolaka, dan SMK Geologi Tambang Sulawesi Tenggara serta Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sulawesi Tenggara sangatlah penting dan berarti.
Baik berupa penelitian maupun saran dan rekomendasi.
Disamping itu haruslah para ahli geologi membentuk sebuah data base bersama tentang bencana alam geologi sulawesi tenggara sehingga dari data tersebut dapat dilakukan dilakukan penataan dan penyebarluasan informasi daerah rawan bencana alam geologi yang berada di provinsi sulawesi tenggara. 
Mari bersama membangun geologi sulawesi tenggara yang dapat mempercepat pembangunan sulawesi tenggara...kan ada pepatah ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul. 
  
Enhanced by Zemanta

Rabu, 23 Mei 2012

Potensi Bitumen Padat Pulau Buton sebagai Potensi Energi Pengganti Bahan Bakar Minyak

Bahasa Indonesia: Lokasi Kabupaten Buton di Pr...
Bahasa Indonesia: Lokasi Kabupaten Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara Kategori:Peta penunjuk posisi di Indonesia (Photo credit: Wikipedia)


Istilah Bitumen padat (oil shale bahkan aspal) adalah merujuk kepada batuan sedimen yang mengandung material bituminous yang padat dan dapat dilepaskan menjadi minyak cair manakala batuan tersebut dipanaskan (bartis, 2005).
Oil shale is a sedimentary rock containing organic matter, kerogen, and belongs to the group of sapropel fuels (ots, 2007).
Untuk mengambil minyak dari bitumen padat maka batuan sedimen yang umumnya berukuran butir pasir hingga lanau dipanaskan dan akan menghasilkan cairan yadng cairan tersebut akan ditangkap yang dikenal dengan istilah retoring.

Potensi Sultra
Sultra dengan potensi aspal alamnya yang terkenal di dunia selain aspal alam di afrika. menjadikan sultra memiliki potensi bahan bakar fosil yang cukup besar. Potensi aspal alam di sultra yang terletak di pulau buton dengan jumlah cadangan 2.663.648.000 M3 atau setara sekitar 3.835.653.120 ton (DESDM Prov.Sultra,2011). Jika disetarakan dengan jumlah energi yang dapat dihasilkan sekitar
tatanan geologi pulau buton sendiri didapatkan potensi aspal (bitumen padat) di buton setelah dilakukan studi geokimia hidrokarbon pada conto batu aspal Fm. Sampolakosa dari daerah Lawele dan daerah Sampolawa, bitumen padat/oil shale dari Fm. Winto dari daerah Sampolawa dan minyak rembesan/oilseeps pada Fm. Tondo daerah Kapontori. Ini semua memberikan gambaran potensi hidrokarbon pada daerah sultra sangat prospek.
 Peta Aspal
Peta Sebaran Potensi Aspal di Pulau Buton
Berdasarkan analisis kandungan hidrokarbon (minyak) untuk formasi winto kandungan minyaknya sekitar 20 - 130 liter/ton dan formasi tondo kandungan minyaknya 70 - 190 liter/ton (Asep Suryana, 2005).
jika cadangan 3.835.653.120 ton tadi mengandung 20 liter minyak/tonnya maka kita bisa memiliki cadangan minyak 76.713.062.400 liter.
Bayangkan kebutuhan energi di Indonesia saja perlu bahan bakar minyak (BBM) sekitar 63 milyar liter per tahun dan Sulawesi tenggara memerlukan BBM sekitar 412.489.000 liter (BPH Migas, 2012).
Jadi seandainya potensi bitumen padat(asphalt) buton 30% cadangan di refining sebagai hidrokarbon (heavy oil) maka sultra memiliki sumber energi kurang lebih 23.013.918.720 liter. ini menunjukkan dari daerah ereke dengan ladang bitumen seluas 1000 ha saja kebutuhan energi sultra akan dapat dipenuhi hingga 55 tahun lamanya.Sungguh suatu potensi bahan bakar yang cukup tinggi dan menjanjikan bagi kebutuhan energi di Sulawesi Tenggara.
beberapa negara telah mengekploitasi bitumen padat tercatat di tahun 2008 negara seperti brasil, cina estonia dan jerman serta rusia telah berekperimen didalam pengembangan production plant dari bitumen padat ini. hasilnya digunakan sebagai minyak bakar untuk pembangkit listrik, pabrik semen, dan industri kimia (Wikipedia).
Data komite Energi Dunia (WEC) dalam tahun 2008 total produksi dari bitumen padat sekitar 930.000 ton atau setara 17.700 barrel/hari bandingkan dengan produksi minyak dan gas alam cair pada tahun yang sama sekitar 3,95 milyar ton atau 82,12 juta barrel/hari. Maka potensi pasar bitumen padat didalam mensubtitusi minyak bagi kebutuhan energi masa depan sangat menjanjikan.

Teknologi pemurnian (refiniry)
Untuk mengekstraksi bitumen padat dari batuan sedimen maka langkah pertamanya adalah menambangnya. Ada 2 metode penambangan yang dapat digunakan yaitu : Underground mining dan Surface mining.
Mengekstraksi bitumen padat pada saat ini menggunakan dua pendekatan yaitu : ekstraksi di atas permukaan (ex-situ processing) dan ekstraksi di bawah permukaan (in-situ processing).
kedua proses ini menggunakan proses kimia yang di kenal dengan nama pyrolisis, yaitu merubah kerogen didalam bitumen padat menjadi syntetic crude oil dan gas.
Caranya panas (>900°F) pada saat pyrolisis akan membuat crack kerogen sehingga melepaskan hidrokarbon dan hidrokarbon sendiri akan crack menjadi molekul hidrokarbon yang ringan.
kedua pendekatan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Namun teknologi tentang kedua pendekatan tersebut telah ada komersialisasinya seperti Kiviter,Galoter,Fushun,dan Petrosix.

Masalah Lingkungan dalam Pengembangan Bitumen Padat
Pertambangan adalah kegiatan yang pasti memiliki dampak langsung terhadap lingkungan terutama jika tambang tersebut adalah tambang terbuka.
Demikian pula untuk tambang bitumen padat maka isu lingkungan yang paling utma adalah material logam, dan sulfur yang terekspose ke udara akibat penambangan, polusi udara dan polusi air tanah akan menjadi isu-isu yang sensitif. Perbedaan cukup signifikan hasil emisi Carbon monoksida (CO) dan carbon diokside (CO2) dari bitumen padat lebih rendah dibandingkan gasolin, tetapi tinggi dalam nitrogen oxides (NOx) dan kadar partikel abu. kita ketahui bersama bahwa NOx adalah penyebab utama dari ground-level ozone pollution (smog).

Pemanfaatan bitumen padat untuk pembangkit listrik
Kita dapat mengambil pelajaran berharga dari negara Estonia. Sebuah negara di kawasan baltik eropa utara dengan luas wilayah 45.227 km2 dengan jumlah penduduk 1,34 juta jiwa merupakan penduduk tersedikit di negara Uni eropa. Namun memiliki pedapatan perkapita yang besar dengan fokus utamanya adalah sebagai ekportir energi listrik bagi negara-negara di eropa utara atau ex-soviet.
Pertama menggunakan bitumen padat sebagai bahan bakar lokomotif setelah pada tahun 1924 mereka membangun
the Tallinn Power Plant dengan kapasitas terpasangnya 23 MW. selanjutnya pada tahun belakangn ini banyak dibangun oil shale-fired power plants di daerah utara Estonia seperti Püssi, Kohtla, Kunda, dan Kiviõli.
Dengan teknologi yang berkembang baik seperti oil shale PF technology di Kohtla-Järve Power Plant yang beroperasi sejak tahun 1949 dengan kapasitas 48 MW, dan Ahtme Power Plant, yang beroperasi sejak tahun 1951 dengan kapasitas 75.5 MW.

Sulawesi tenggara jika ingin dibandingkan dengan Estonia, dimana kedua daerah ini memiliki cadangan bitumen padat yang signifikan besarnya memang tidaklah realistik namun idealnya dengan potensi yang ada sudah selayaknya Sulawesi tenggara sebagai bagian dari NKRI memiliki arah pengembangan energi berdasarkan kekayaan alamnya, sehingga harapannya kelak terciptanya ketahanan energi Sulawesi tenggara yang akan turut serta memberikan andil dalam penciptaan ketahanan energi nasiona. Jika energi kita kuat maka fungsi strategis sebagai tuntutan fungsi pertahanan dan keamanan, konservasi energi dan peningkatan cadangan energi nasional (cadangan minyak nasional) dapat terwujud.

Mari majukan potensi geologi sultra sebagai salah satu penggerak kesejahteraan masyarakt sultra, indonesia bahkan umat dunia....amin.
Enhanced by Zemanta

Selasa, 01 Mei 2012

Hikmah di Balik Kenaikan BBM

Berita kenaikan BBM selalu menjadi berita yang tidak menyenangkan, baik bagi pemerintah, sektor swasta apalagi masyarakat. Untuk pemerintah maka kebijakan kenaikan BBM membuat konsekuensi pemerintah tidak populer yang berimbas kepada partai yang sedang memerintah.

Untuk sektor swasta maka kebijakan kenaikan BBM akan mengganggu keekonomian daripada usaha mereka baik itu akibat peningkatan biaya produksi yang menyebabkan profit berkurang dan menambah panjang waktu pay back preriod suatu investasi.

Namun yang paling terasa penderitaannya adalah masyarakat yang akan menanggung langsung beban dari gejolak tersebut baik secara politik dan ekonomi. Secara politik masyarakat akan menjadi tidak nyaman beraktifitas akibat maraknya demonstrasi menentang kenaikan BBM demi kepentingan rakyat maupun yang menungganginya dalam rangka berbagai kepentingan politik jangka pendek namun juga menanggung over head ekonomi swasta (dalam hal ini produsen) dalam bentuk kenaikan harga barang kebutuhan yang pasti memakan porsi-porsi pendapatan mereka yang cenderung pas-pasan.

Tapi tidak bisa dipungkiri Indonesia adalah negara yang sangat boros didalam menggunakan energi berbahan bakar fosil sebagai contoh hampir semua pembangkit listrik di indonesia menggunakan tenaga pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang kita kenal dengan istilah PLTD dan semakin ironis adalah pembangunan di daerah Indonesia timur yang umumnya merupakan daerah-daerah terpencil, pulau-pulau, serta minimnya infrastruktur distribusi BBM menjadikan daerah indonesia timur dalam hal distribusi BBM mengalami kendala-kendala.

Kendala distribusi BBM menyebabkan harga BBM sudah jauh diatas harga normal dan parahnya lagi dengan adanya disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi yang cukup jauh menyebabkan lebih sering terjadinya kelangkaan BBM akibat ulah para spekulan.

Untuk itu mengambil istilah dari bapak Dahlan Iskan menteri BUMN, mari kita lakukan tindakan "bermusuhan" dengan BBM. tidak perlu lagi kita tergantung dengan BBM,tidak perlu lagi kita diombang ambing ketidakpastian dan kecemasan akan naiknya BBM.

Contoh positif perubahan perilaku pemakaian BBM adalah saat peralihan sektor rumah tangga pengguna minyak tanah menjadi penggunakan gas (konversi Mitan menjadi Gas) maka gonjang ganjing kenaikan harga minyak tanah serta kelangkaan minyak tanah tidak lagi menjadi momok bagi ibu-ibu rumah tangga, walaupun berita terkait pro-kontra konversi masih tetap terdengar namun gemanya semakin mengecil karena dampak positifnya lebih besar.

Untuk itu mencontoh dari kebijakan yang positif dan baik tersebut sudah saatnya masyarakat indonesia mencari energi alternatif yang sangat besar potensinya untuk menggantikan konsumsi kita terhadap bahan bakar fosil (BBM), energi yang telah ada teknologinya, ramah lingkungan dan berkelanjutan serta tidak lagi rentan dengan gejolak pasar dunia, spekulan, dan nilai tukar.

Potensi tenaga surya, air, dan gelombang adalah potensi yang dimiliki oleh seluruh wilayah indonesia dari sabang hingga mereuke. Energi ini dapat dikonversi menjadi energi listrik yang nantinya dapat digunakan sebagai energi panas, energi gerak maupun energi cahaya guna pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Karena potensi energi ini bersifat domestik dan berkelanjutan maka energi ini jika di buat masal akan menjadi murah dan tidak rentan dari gejolak ekonomi global. Kita memiliki sekolah menengah kejuruan (SMK) teknik, dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh indonesia serta lembaga riset tingkat nasional dan daerah maka jika potensi SDM kita fokuskan membangun software energi alternatif berikut hardware berupa industri manufaktur motor berbasis bahan bakar listrik maka tidak tertutup kemungkinan indonesia akan menjadi negara eksportir dunia motor berbasis listrik baik itu motor penggerak maupun eksportir energi listrik ke negara tetangga seperti singapura, malaysia, brunai, filipina dan papua nugini.

Maka indonesia akan kembali menjadi salah satu kekuatan ekonomi asia diatas china dan india...tidak lagi gonjang ganjing dengan masalah kenaikan BBM yang banyak membuang energi.....mari bertindak lokal dengan berpikir global.

Potensi Geologi Kawasan Teluk Bone



Sungguh suatu karunia tuhan yang maha esa menciptakan alam dengan potensinya yang beragam sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi manusia.
begitu pula dengan alam pulau sulawesi yang berbentuk unik dengan membentuk huruf "k" yang berdasarkan ilmu geologi akibat dari dua busur pulau yang beda bertemu. Busur sulawesi barat yang membentang dari selatan ke utara dan busur sulawesi timur yang membentang dari tenggara ke timur laut.

Menariknya adalah busur sulawesi barat dengan kondisi geologinya yang didominasi oleh aktifitas vulkanik dengan meninggalkan jejak gunung api baik aktif maupun tidak aktif. Kebalikan dengan kondisi geologi busur sulawesi timur yang didominasi aktifitas marine dengan meninggalkan jejak akan kompleks ofiolit dan batugamping yang sangat luas.Jika meminjam mitologi cina maka busur barat sesuai adalah unsur Yang (panas/positif)dan busur timur sebagai unsur Ying (dingin/negatif) suatu kombinasi yang serasi dan saling mengisi.

Demikian pula dengan potensi mineralnya jika busur barat kaya akan logam-logam yang berasiosiasi dengan aktivitas volkanik seperti besi, tembaga, dan emas. untuk busur timur kaya akan mineral logamnya seperti nikel, krom dan kobalt.
Lebih khusus lagi adalah daerah sekitar teluk bone dimana tempat terjadinya pertemuan antara kedua busur kepulauan sulawesi barat dan timur. Potensinya berkembang hingga di kedua daerah sekitar teluk tersebut memiliki potensi yang lebih beragam seperti minyak dan gas bumi.

Teluk bone adalah teluk yang berada di antara 8 kabupaten di wilayah administrasi Provinsi Sulawesi selatan dan 5 kabupaten di wilayah administrasi Provinsi Sulawesi tenggara. Berarti ada 2 pemerintah provinsi dan 13 pemerintah kabupaten yang berperan penting. Sungguh sesuatu potensi kerjasama yang luar biasa besar dan kuatnya. Ke tiga belas pemerintah kabupaten tersebut adalah Kab. Kepulauan Selayar, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Bombana, muna, dan Kota Baubau.

Untuk jumlah penduduk menurut data BPS pada tahun 2010 saja tercatat 2,859,240 jiwa berada di 8 kabupaten di Sulawesi Selatan sedangkan 1,099,173 jiwa berada di 5 kabupaten di Sulawesi tenggara. Jadi total 3,958,413 jiwa yang berdiam di sekitar teluk bone. Andaikan 50%nya saja yang merupakan usia produktif maka sekitar 1,979,206 jiwa yang dapat menjadi potensi besar bagi market dan pasar tenaga kerja.

Kembali kepada potensi sumberdaya geologinya yang berupa mineral logam dan migasnya dimana jika di satukan potensinya diantara 13 kabupaten tersebut akan menjadi kekuatan industri baja nasional dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Potensi mineral logam besi dari data badan geologi untuk daerah Sulawesi Selatan berjumlah 152 Milyar ton dengan potensi gas sebesar 100 MMSCFD dan masih ada sekitar 563 BSCF, sedangkan dari data dinas ESDM Sultra mencatat untuk nikel sebesar 43,786,223,024 WMT.

Jika mengacu kepada PERMEN ESDM No.7 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah (PNT) mineral logam terutama logam dasar besi dan nikel, pada lampiran 1 dari PERMEN tersebut mengarahkan PNT untuk besi menjadi sponge iron atau pig iron sedangkan nikel diarahkan menjadi Nikel mate, FeNi, Nickel Pig Iron atau Sponge FeNi (Crude FeNi). Artinya industri logam dasar sudah dapat teritegrasi dalam kawasan teluk bone serta memiliki kecukupan energi melalui gas alamnya yang dapat dikonversi menjadi listrik (PLTGU).

Pemerintah Sulawesi Tenggara dan pemerintah Sulawesi Selatan telah melakukan penjajakan hubungan kerjasama regional dengan nama kerjasama regional Kawasan startegi Teluk Bone. Beberapa kali pertemuan telah dilaksanakan dengan agenda utamanya adalah kerjasama dibidang kelautan perikanan, pariwisata, energi dan sumberdaya mineral.



Kesepahaman pengembangan potensi-potensi tersebut telah terjalin dan khusus untuk potensi energi dan sumberdaya mineral adalah mendorong pengembangan industri baja stainles dengan bahan baku logam aloy yang dimiliki oleh daerah di dalam kawasan teluk bone dengan menggunakan energi yang sumber utamanya adalah gas alam.

Mari kita wujudkan strategi kerjasama ini...demikian pula bagi geolog sulawesi tenggara baik itu geologi yang berada di institusi pemerintah, swasta atau bahkan asosiasi perkumpulan para ahli geologi (IAGI) untuk memberikan kontribusinya dengan melakukan inventarisasi dan pemetaan potensi logam di daerah kawasan teluk bone ini.

Maju terus geologi sultra, maju ekonomi daerah sekitar teluk bone dan jayalah indonesia.

Minggu, 22 April 2012

Geology, IT and Solar Energy

Information technology (IT) era is rapid information interchange and transparent information era.Geology is a knowledge that build by acurate information base on field data.

Geology with information technology system is mean geology data with rapid information interchange and acurate information of geology data. IT built as a computerize system so data to report as the output can be done by fast, clear and not bias data.

I think as geologist by this condition than coventional method of recording geology data must transform to modern recording by using IT system. In the conventional recording, geologist used note book, pencil, camera, compass geology, gps device and hardcopy map for plotting the data. But if we use IT system we only use 1 device as a single recording tool.

It is very useful, light, and simple for geologist to recording important field data, cause of 1 single recording so bias or blank data can be recognize very fast.Imagine on conventional recording of one geology data such bedding structure on sediment data, first take geography position with gps than make measure of strike/dip of beding. Plotting data record on note book and map, than take sketch or picture by camera, after back to base camp than all data from different device than reunion as one final report than some problem may be occure such as data on note field mistaken with photo or some important data field not recording so there some blank data for interpretation etc, and also it consume so many time and a lot off energy, but if all activity on single device than it make it simple, fast and error of interchange data will be minimalize.

Recen IT technology such smartphone and tablet computer very easier to carry on. It have program for geology field such as strike/dip measurement, compass, gps and event satelite image such goegle earth. So work and plotting data is not consume a month or a week but a day or event a hours cause of if there a signal GSM than data can be sand directly to remote office so can be analysis by expert on center office…very useful and informative.

The main problem of IT is energy for IT device can work properly. Geology work is commonly on remote area, far from city activity so luck of electricity energy for charger battery of IT device. That so Solar energy become one of solution.
Solar energy can be main resources to charger main battery than charger battery of IT device.

This solar energy has beneficiary cause of sources is abundant on tropical climate, this technology is better known recent day. A Main Battery or some people call it as accu/aki can be use as main storage energy can be easily found and flexible for mobile work. So cause of solar energy technology than IT device for geology work can be done and the time for geology data to publish can be fastest also real time.

Contribution geology for IT technology and Solar technology by when both technology are use in frequently on geology field works. So can gift important information to develop of both technology events it is beneficiary or weakness.

This feedback can help of both technology expert to improve it so can be use to any stage of geology investigation level. And important thing that geology work on future is to improving and looking for a new resource of renewable energy potential.

Good luck and keep work as geologist

Selasa, 10 April 2012

Geologi dan Android OS

Trend open source OS Android telah merambah ke dunia kerja geologi. Dengan software aplikasi eGEO Compass menambah deretan software aplikasi berbasis OS Android yang menjadikan pekerjaan seorang geolog menjadi cepat, akurat dan efisien.

Era 1970 an kerja geologi dalam survey di bantu dengan peralatan palu, kompas geologi, kamera, dan buku catatan. Di era 1990 an kerja geolog di bantu dengan tambahan GPS sehingga record data hubungannya dengan posisi di bumi (geo tagg) semakin mudah dan akurat.

Nah di era 2000 an didalam lebih melakukan survey tidak saja dengan adanya smartphone yang menyatukan peran kamera dan buku catatan menjadi satu maka tahun 2009 sejak ditemukannya OS Android untuk smartphone maka kamera+buku catatan+GPS+kompas geologi menjadi satu kesatuan dengan adanya software aplikasi eGEO compass. eGEO Compass dapat digunakan untuk mendapatkan orientasi geologi permukaan seperti permukaan lapisan (bedding surface) atau bidang sesar (fault planes).

Didasarkan kepada sensor yang biasanya berada pada smartphone berbasis OS Android seperti antena, sensor gelombang magnet dan accelerometer. Berdasarkan perolehan data yang dinamis dari sensor tersebut dan setelah di hitung secara komputerasi maka akan didapatkan :  Dip Azhimut  Dip Angle  Koordinat lintang/bujur dalam sistem datum WGS 84.

Hebatnya lagi data tersebut dapat di tambahkan beberapa catatan penting sebagai pengingat, di plot ke sebuah map dan di tumpang tindihkan ke satelit google map serta bisa diekspor dalam format CSV sehingga data tersebut dapat dihapus atau dikoreksi.

Aplikasi eGEO Compass sendiri bukan saja hanya satu-satunya program aplikasi di OS Android yang dapat membantu geologi pada era sekarang ini, namun banyak juga program sejenis seperti GeoClino, Rocklogger, bahkan ada aplikasi seperti tentang waktu geologi seperti Geo time, bahkan jika di rangkaikan dengan survey geofisika maka biasa menggunakan metal detector.

Bahkan bagi geologi yang berprofesi sebagai inspeksur tambang dengan aplikasi smart tools untuk mengukur tingkat kebisingan, getaran dan kemiringan bench/teras tambang maka kerja inspeksi semakin mudah.

Untuk itu para geolog di Sultra silahkan untuk mencoba dan mengaplikasikan program aplikasi tersebut dalam rangka mendukung tugas pokok kita. Selamat menjadi geologi yang modern…demi kemajuan dan pembangunan daerah Sulawesi Tenggara.

Senin, 02 April 2012

Potensi Geologi Pulau Wawonii

Bahasa Indonesia: Lokasi Kabupaten Konawe Sela...
Bahasa Indonesia: Lokasi Kabupaten Konawe Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Kategori:Peta penunjuk posisi di Indonesia (Photo credit: Wikipedia)
Wawonii adalah sebuah pulau yang berada di depan mulut teluk kendari. Dengan berpenduduk 29.769 jiwa yang mendiami pulau dengan luas 86.758 Ha. Umumnya mata pencaharian penduduknya adalah petani dan nelayan (menjadi masyarakat petani dalam arti luas). hasil utama pulau ini adalah kopra dan hasil laut yang perdagangannya kebanyakan antar pulau.

Berdasarkan program pembangunan MP3EI pulau wawonii yang masuk koridor Sulawesi-Maluku menjadi Pusat Kawasan Industri Perikanan dengan komoditi rumput laut sebagai basisnya. Sehingga dengan program pembangunan MP3EI dan program pembangunan lokal baik pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara maupun pemerintah daerah Kabupaten Konawe diharapkan kedepan pulau wawonii bisa menjadi kutub pertumbuhan daerah dan ekonomi baru.

Untuk itu geologi juga dapat berperan dalam hal melihat kondisi geologi wilayah wawonii kaitannya dengan kesesuaian lahan (land suitability) dan kemampuan lahan (land capability) dalam mendukung program MP3EI dan program pembangunan regional dan lokal.

Berdasarkan batuan pulau Wawonii tersusun oleh dominan batuan sedimen berumur tersier, batuan sedimen berumur trias dan batuan beku ultrabasa kerak samudra yang berumur jura. Struktur geologi daerah Wawonii terdiri dari Lawanopo fault system dan Hamilton fault system serta zona penunjaman Tolo(Tolo Thrust). Kedua sesar utama tersebut masih aktif dan menyebabkan wilayah pulau wawonii sering dilanda gempa-gempa tektonik.

Peta Geologi Pulau Wawonii
Potensi Sumber Daya Geologi daerah wawonii berdasarkan karakter batuan dan kontrol struktur geologinya maka sumber daya geologi yang ada adalah nikel laterit, besi laterit dan krom serta emas.

Mari kita melihat cadangan nikel laterit yang berasal dari batuan ultrabasa. Sebaran batuan ultrabasa di pulau Wawonii seluas +- 21.960 Ha sedangkan dengan level ketinggian minimum 7,4 m dpl hingga 893,262 m dpl dari data tersbut kita dapat menghitung cadangan hipotetik dari sumberdaya nikel lateritnya. Didapatkan bahwa pulau Wawonii memiliki potensi hipotetik sumber daya nikel lateritenya 865.639.325,93 m3 (metode pengukuran cut-fill).

jika cadangan ini diolah menjadi crude ferro nickel (CFN) yang berkapasitas produksi 100.000 ton/tahun dengan kebutuhan umpan 736.000 ton/tahun bijih nikel laterit maka umur tambangnya dipastikan diatas 30 tahun. Sesuatu potensi yang luar biasa besarnya dan bernilai startegis.

Namun potensi positif tersebut memiliki kendala untuk dikembangkan menjadi suatu pusat kutub pertumbuhan dan sumber ekonomi baru. Kendala utamanya adalah energi, sayangnya pulau Wawonii adalah pulau yang berada di indonesia timur serta berada pada provinsi yang masih termasuk katagori infrastruktur energi yang rendah, menjadikan perencanaan dan pembangunan infrastruktur energi bukanlah prioritas utama, karena daerah lainpun memiliki potensi yang tidak kalah luar biasa besarnya dan telah menjadi agenda nasional.

Agar daerah wawonii dapat berkembang dan menjadi wilayah investasi aktraktif maka perlu dikembangkan infrastruktur dasar termasuk infrastruktur energi.Peranan seorang geologis bagi pengembangan infrastruktur energi di daerah wawonii adalah mencari sumber-sumber potensi energi melalui pengetahuan geologinya. Salah satu ilmu geologi yang dapat diterapkan di sini adalah Geologi kelautan.

Geologi kelautan mencakup penelitian geofisika, geokimia, sedimentologi, dan paleontologi di dasar samudera dan daerah pesisir. Geologi kelautan berkaitan erat dengan oseanografi fisik dan tektonik lempeng. Berdasarkan letak geografisnya maka pulau Wawonii memiliki karakter oseonografinya sendiri dan melahirkan potensi energi lautnya yang besar karena merupakan pulau yang berada di perairan Laut Banda yang terkenal dengan kedalaman dan arusnya. Belum lagi potensi energi angin karena merupakan wilayah kepulauan sehingga umumnya angin bergerak kencang baik angin yang berasal dari darat pada siang hari maupun angin laut yang terjadi di malam hari.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pesisir dan lautan Indonesia (SIPLA) kecepatan angin di perairan pulau Wawonii antara 0.2-2 m/dt, namun untuk bulan mei dan agustus pernah tercatat kecepatan angin hingga 6 m/det. Data BMKG menunjukkan gelombang laut di sekitar perairan pulau wawonii antara 1 m hingga >2 m, bahkan pernah tercatat gelombang laut banda bisa mencapai 6 m. Jika berdasarkan data awal ini saja sdh dapat dilihat potensi energi alternatif dari pada angin dan gelombang yang berada di sekitar pulau wawonii bisa dikembangkan sebagai sumber energi penggerak sarana produksi.

Estimasi kasar potensi listrik yang dapat di bangkitkan dengan potensi angin dengan rumus P = 0,1V^3 berarti 0,1 x (2)^3 = 0,8 w/m2,jika dikembangkan dengan modifiksi turbin serta luas penampang tangkapan potensi anginnya diperbesar maka potensi energi listrik yang dapat dikembangkan menjadi lebih besar, memang untuk industri peleburan logam sumber energi ini tidak besar namun untuk sumber penggerak produksi perikanan dan pertanian maka potensi energi ini menjadi cukup dan manakala di gunakan pola hybrid dengan sinar matahari dan gelombang laut atau bahkan arus laut maka potensi energi listriknya akan bertambah besar.

Sudah selayaknya penyelidikan geologi untuk fokus kepada potensi sumber daya geologi setempat untuk tujuan pencarian sumber-sumber energi alternatif pengganti energi fosil. Perlu langkah-langkah konkrit baik pemerintah sebagai fasilitator, dan mediator untuk menyusun kerangka kebijakan terhadap kepastian usaha baik itu usaha hilir seperti penyelidikan/survey terkait survey geologi, survey energi dll, maupun usaha hulu dibidang ekploitasi potensi serta tidak lupa untuk fokus pengembangan infrastruktur dasar sehingga menjadikan daerahnya menjadi aktraktif serta menarik.

Kemudian Pihak swasta sebagai pihak pengembang dan penyalur potensi energi kelautan untuk berani memasuki bisnis energi yang pangsa pasarnya memiliki range niche yang cukup lebar, sebagaimana mereka berani menjadi pioner dibidang telekomunikasi yang sekarang dapat dinikmati hasilnya.

Dan pihak perguruan tinggi (PT) baik PTN maupun PTS lokal, agar berfokus pada penelitian-penelitian tentang pemanfaatan energi kelautan secara efisien dan efektif serta bernilai jual tinggi. Saya yakin dan pasti bahwa dengan langkah-langkah bersama maka cita-cita Wawonii menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru provinsi Sulawesi Tenggara akan terwujud.

Keep faith and hope for the best of our childreen future.....
Enhanced by Zemanta